SILABI MATA KULIAH ILMU HUKUM



Program Studi/Jurusan             : Syariah dan Ilmu Hukum
Konsentrasi                  : -------------
Jenjang                                    : Strata Satu/S1
Bobot                           : 3 SKS
Dosen                          : Dr. Mohdar Yanlua, MH

Tujuan Mata Kuliah
Setelah memndapatkan mata kuliah Ilmu Hukum, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Menjelaskan pentingnya pemahaman dan penghayatan nilai-nilai hukum dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
2. Menjelaskan tujuan dan fungsi-fungsi hukum
3. Mengindentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan implemntasi fungsi-fungsi hukum dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
4. Merumuskan gagasan ke arah peningkatan ketaatan masyarakat terhadap hukum.
5. Melakukan penelitian dalam bidang kajian hukum
 
Diskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah Ilmu hukum didasarkan pada pandangan bahwa dimana ada masyarakat di situ ada hukum. Manusia dalam perilaku kehidupannya selalu diatur dengan hukum. Hukum sebagai alat kontrol dan alat rekayasa soisil, merupakan saranan ampuh untuk merobah perilaku untuk mentaati dan menegakkan hukum. 

Uraian Pokok Bahsan
Pertemuan I dan II
1. Pengantar Ilmu Hukum
2. Pengertian Hukum
3. Tujuan Hukum
4. Fungsi Hukum
5. Sistem Hukum
6. Tata Hukum dan Sejarah Hukum
 
Pertemuan III
Kaidah Hukum
Proses Terjadinya suatu Kaidah
Hubungan Kaidah Hukum dengan Kaidah Lainnya
Keberlakuan Kaidah Hukum

Pertemuan IV dan V 
Istilah-Istilah dalam Ilmu Hukum
Subyek dan Obyek Hukum
Peristiwa Hukum
Lembaga-lembaga Hukum

Pertemuan VI
Asas Hukum 
Mengenal Asas Hukum yang terdapat dalam Norma Hukum
      Perbedaan Asas Hukum dan Norma Hukum
Pertemuan VII
   Hubungan Hukum dan Hak .
Hubungan Hukum
Hak dan Kewajiban
Pertemuan VIII
Mid Semester
Pertemuan IX
Sumber Hukum dan Tertib Hukum RI
Sumber Hukum
Tertib Hukum

Pertemuan X
Penggolongan Hukum
 Berdasarkan Sumbernya
Penggolongan Hukum Berdasarkan Bentuknya
Pembagian Hukum Berdasarkan Tempat Berlakunya
Pembagian Hukum Berdasarkan Masa Berlakunya
Pembagian Hukum Berdasarkan Sifatnya
Pembagian Hukum Menurut Wujudnya
Pembagian Hukum Menurut Isinya

Pertemuan XI dan XII
Aliran-Aliran   Ilmu Hukum
Aliran Hukum Alam
Aliran Hukum Positivis,
Aliran Hukum Utilitas
Aliran Hukum Murni
Aliran Historis
Aliran antropologi
Aliran Sosiologis
Aliran Rasional

Pertemuan XIII
Penemuan Hukum
Pembentukan Hukum oleh Hakim
Penafsiran Hukum
Pengesian Kekosongan Hukum
 
 
Sumber Utama
L.J. van Apeldoorn, Inleiding tot de Studie van het Nederlanse recht, diterjemahkan oleh Oetarid Sadino, dengan Judul Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Pradnya Paramita, 1996
Chairnur Arrasjid,  Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2000
Djamali, Abdoel, Pengantar Hukum Indonesia,  Jakarta, Raja Garfindo Persada, 2003
Soedjono Dirdjosisworo,  Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta Raja Grafindo Persada, 1999
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000
Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,  Jakarta Balai Pustaka, 1984
Lili Rasyid, Filsafat Hukum (Apakah Hukum Itu?), Bandung, Ramaja RusdaKarya, 1993
Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung, Ramaja Rosdakarya, 1993  
Dudu Duswara Machmudin, Pengantar Ilmu Hukum (Sebuah Sketsa), Bandung, Rafika Adiatama, 2000
Lawrene M. Frieman, , Amarican Law an Introductio, Penerjemah Wisnu Basuki, dengan Judul Hukum Amerika Sebuah Pengantar, Jakarta, Tatanusa, 2001
Sudikno  Metrokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogyakarta, Liberty, 1999
Sudikno Metrokusumodan Mr. A. Pitlo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, Bandung, Citra Adya Bakti,  1999
Soekanto, Soerjono, Penegakan Hukum, Bandung, Angkasa Offset, 1983



Hukum Alam Dalam Realitas Ahli Hukum

 Hukum alam merupakan aliran hukum yang tertuan dalam perkembangan ilmu hukum, aliran hukum ini para sebagian kalangan ahli disebutkan sebagai hukum yang irasional, dan hukum Tuhan termasuk hukum alam. Sedangkan hukum yang rasional adalah hukum yang bersumber dari akal manusia, berdasarkan realitas perkembangan masyarakat. Dari pendekatan realitas sosial tidak dapat dipungkiri, karena hukum itu sendiri lahir dari perilaku masyarakat. Namun perlakuan tersebut tidak terlepas pengaruh-pengaruh doktrin-doktrin sosial yang dianut oleh masyarakat. 
Hukum alam dengan sifat universalnya dapat menyentuh hajat hidup manusia, walaupun pada tempat tertentu terdapat kultur hukum yang berbeda dengan tempat lain. Tetapi bukan berarti hukum alam itu kontekstual. Hak asasi manusia misalnya yang membicarakan tentang hajat hidup manusia, yang oleh setiap negara meratifikasinya sebagai lahir dari konsep-konsep hukum alam.  Hukum alam lahir dari struktur berfikir deduktif, tentunya berfikir deduktif tersebut terujud dalam realitas sosial. Dalam arti lain hukum alam itu hanya adalah sebuah cita-cita (ide) atau harapan yang tentunnya harapan itu tidak semuanya menjadi suatu realitas dalam masyarakat.
Pendekatan hukum Tuhan  perilaku manusia tidak terlepas dari pengawasan Tuhan. Hukum Tuhan dalam pandangan ahli hukum akan diterapkan setelah manusia itu mati. Suatu pandangan hukum yang terlepas dari spritual teologi sosial. Dari pendekatan hukum Islam, hukum Tuhan  adalah sumber hukum utama, tidak dibenarkan bagi umat Islam dalam perumusan hukum mengabaikannya. bahkan dapat dicap mereka itu sebagai orang yang tertutup imannya (kafir), atau  dhzalim, atau   mencapurkan kebaikan dan kemungkaran (fasik).
Hukum Islam menempatkan orang yang berbuat kejahatan itu pada posisi hukuman di dunia dan hukuman di akhirat. Hukum akhirat terabaikan jika orang yang bersangkutan menyadari dan menyesali  bahwa perbuatan yang dilakukan itu bertentangan dengan hukum Tuhan dan hukum yang hidup dalam masyarakat serta menyarahkan diri kepada Tuhan secara totalitas dengan tidak mengulangi lagi berbuat kejahatan. 
Jadi untuk menemukan sebuah sistem hukum yang baik adalah mendalami beberbagai seistem dan aliran-aliran hukum yang berlaku di dunia ini. Faktor kekeringan jiwa hukum adalah mengabaikan nilai-nilai ilahiyah. Dengak kata lain norma-nomra hukum kering dari teologi agama.




Islam Pancasilais

Di masa pemerintahan orde Baru istilah Islam  Panasilais, atau Panasila Islami menjadi tren. Hal ini selalu dikaitkan dengan Pedomana Penghayatan Pancasila (P4), bahkan oleh Departemen Agama sekarang Kementerian Agama nilai-nilai P4 disekroniisasikan dengan ayat-ayat Alqur'an. Sebuah pradigma politik simbolis yang meracu pada indentitas komunitas. 
Penempatan Pancasila sebagai asas tunggal baik untuk organisasi yang dibentuk oleh pemerintah maupun organisasi yang dibentuk oleh masyarakat. Pancasila di masa pemerintahan orde baru betul-betul menjadi filter atas berbagai perilaku organisasi baik dari dalam negeri maupun dari luarnegeri. Pancsila sangat jitu dan sakral yang oleh pemerintahan orde baru dijadikan sebagai alat untuk menekang berbagai kelompok yang berkeinginan untuk menideologikan ideologi lain.
Organisasi Islam kemasyarakatan yang besar seperti, NU dan Muhammadiyah yang tadinya Islam sebagai asas organisasi, berbagai telaah dan kajian yang dilakukan dengan pendekatan teori kemaslahatan, maka Pancasila diterima sebagai  asas keedua organisasi itu.